AMBULANCESEMARANG.COM – Pentingnya mengenal bantuan hidup dasar (BHD) karena saat ini Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian di Indonesia. Penyebab utama dari penyakit jantung yang menyebabkan kematian adalah keadaan henti jantung. Menurut Kemenkes, keadaan henti jantung saat ini menempati peringkat tertinggi penyebab kematian. Henti jantung bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan menyerang siapa saja. Henti jantung dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, sehingga semua orang wajib mengetahui cara mengatasi henti jantung sebagai tindakan untuk mencegah kematian yang diakibatkan oleh hal tersebut dengan mengenal bantuan hidup dasar atau basic life support dan langkah-langkah melakukan bantuan hidup dasar (BHD).
Apa Itu Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)?
Menurut Kemenkes, bantuan hidup dasar atau biasa dikenal dengan BHD adalah rangkaian tindakan darurat yang ditujukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami keadaan darurat. Bantuan hidup dasar (BHD) bisa diterapkan dalam situasi apa saja baik ketika seseorang mengalami serangan jantung, henti jantung, hingga mengalami kecelakaan dalam berkendara. Keadaan seperti serangan jantung dan henti jantung membutuhkan tindakan cepat dan efektif yang dilakukan untuk memastikan korban tetap hidup hingga bantuan medis datang. Bantuan hidup dasar (BHD) sangatlah penting karena apabila seseorang dalam keadaan darurat namun tidak segera diberikan bantuan maka akan berakibat fatal.
Langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)
Setelah mengetahui apa itu pengertian dari bantuan hidup dasar (BHD) maka perlu mengetahui langkah-langkah dalam melakukan bantuan hidup dasar (BHD). Menurut Kemenkes, ada 5 langkah-langkah bantuan hidup dasar (BHD) yang bisa dilakukan, diantaranya :
- Kenali Kondisi Korban
Jika menemukan seseorang dalam keadaan yang tidak responsif atau tidak ada respon terhadap rangsangan maka hal yang harus dilakukan pertama kali yaitu memberikan bantuan hidup dasar (BHD). Penolong bisa memastikan korban tidak memberikan respon terhadap rangsangan dengan cara ditepuk-tepuk atau menggoyangkan bahu pasien.
Sebelum memberikan rangsangan terhadap pasien perlunya memperhatikan lingkungan sekitar dan apabila ada orang disekitar maka perkenalkan diri terlebih dahulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang tidak merugikan diri sendiri sebagai penolong. Bersamaan dengan itu, sebagai penolong harus mengecek pernapasan korban, jika pasien tidak bernapas atau bernapas secara tidak normal maka penolong harus mengasumsikan pasien mengalami henti jantung.
- Meminta Bantuan Orang Lain
Hal yang bisa dilakukan dalam bantuan hidup dasar (BHD) adalah :
- Meminta bantuan orang lain disekitar lokasi kejadian
Cara meminta bantuan orang lain disekitar lokasi bisa dengan cara berteriak minta tolong kepada orang orang dan menjelaskan secara singkat keadaan darurat pasien
- Menelfon ambulance
Perlunya menghubungi ambulance atau tenaga medis profesional sebelum melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada pasien. Banyak sekali layanan ambulance yang menyediakan layanan siaga 24 jam sehingga dapat dihubungi dalam keadaan darurat, salah satunya yaitu ambulancesemarang.com yang menyediakan layanan siaga 24 jam dengan standar medis yang sesuai kebutuhan untuk warga Semarang ataupun luar Semarang.

- Melakukan Penilaian Korban Dengan Mengutamakan 3A dan MARCH
Dalam melakukan penilaian korban harus mengutamakan 3A dan MARCH
- 3A : Aman diri, Aman Pasien, Aman Lingkungan
Pastikan untuk mengutamakan keamanan diri, jangan karena membantu orang lain dalam keadaan darurat tapi tidak memperhatikan diri sendiri sudah aman atau tidak, lalu memastikan keamanan pasien dan lingkungan sekitar.
- MARCH : Massive hemorrhage, Airway, Respiration(Breathing), Circulation, Head Injury
- Kompresi Dada
Bantuan hidup dasar (BHD) harus segera dilakukan saat pasien mengalami henti jantung. Kompresi dada terbilang efektif biasa dilakukan dengan prinsip push hard, push fast, minimal interruption, dan complete recoil. Pasien harus berada ditempat yang permukaannya rata. Penolong berlutut disamping korban, dengan meletakkan tumit tangan di bagian bawah tulang dada korban dan meletakkan tumit tangan yang lain diatas tangan yang pertama.

Penolong memberikan kompresi dada dengan kedalaman kurang lebih 2 inci/ 5cm. Penolong memberikan kompresi dada dengan frekuensi 100-120 kali permenit.Penolong juga harus memberikan waktu bagi dada korban untuk mengembang kembali agar aliran darah ke berbagai organ tidak berkurang.Penolong juga harus meminimalisasi frekuensi dan durasi dari interupsi dalam kompresi untuk memaksimalkan RJP yang dilakukan. Rasio kompresi dan napas bantuan yang dilakukan adalah 30:2.
- Memberikan Nafas Buatan
Napas bantuan diberikan dalam waktu satu detik dengan menggunakan rasio kompresi dan napas bantuan 30:2. Napas bantuan bisa diberikan dengan berbagai cara diantaranya :
- Bantuan pernapasan mulut ke mulut
- Bantuan pernafasan mulut ke hidung
- Bantuan pernafasan mulut ke sungkup
- Bantuan pernafasan dengan kantung nafas buatan (bag mask)
Penjelasan diatas adalah terkait pengertian dari bantuan hidup dasar (BHD) dan beberapa langkah-langkah bantuan hidup dasar (BHD) agar bisa memberikan penolong pertama kepada pasien saat menunggu bantuan medis profesional dan membantu menyelamatkan nyawa pasien.





